Cara dan Tips Budidaya Ikan Patin agar Cepat Menghasilkan

Budidaya Ikan Patin

Ternak Ikan Patin - Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budidaya ikan Patin masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permintaan ikan patin masih sangat kurang. Ikan patin seperti halnya ikan lele tidak memiliki sisik dan memiliki semacam duri yang tajam di bagian siripnya keduanya tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin dengan Lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbed antara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin. Rasa daging ikan patin yang enak dan gurih, rasa yang lebih dibandingkan Ikan Lele. Ikan patin memiliki kandungan minyak dan lemak yang cukup banyak di dalam dagingnya.

Cara dan Tips Budidaya Ikan Patin

Teknik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan ini. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandalkan penangkapan dari sungai, rawa dan danau sebagai habitat asli ikan patin.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan minat masyarakat, ikan patin mulai dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terus meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha di bidang budidaya ikan patin ini. 
Selain budidaya ikan patin ini merawat ikan arwana di aquarium merupakan usaha yang sangat menjanjikan. dimana peminat aquascape pada masa pademi covid19 semakin menjamur.

Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapi perlu budidaya ikan patin secara lebih intesnsif.

Model Budi Daya Ikan Patin 

Peluang usaha Budidaya Ikan Patin dapat dilakukan dalam dua bidang kegiatan yaitu kegiatan pembenihan dan kegiatan pembesaran sebagai ikan konsumsi. Kegiatan pembenihan merupakan upaya untuk menghasilkan benih pada ukuran tertentu. Produk akhirnya berupa benih berukuran tertentu, yang umumnya adalah benih selepas masa pendederan. Budidaya ikan patin sebagai pemenuhan bibit ini cukup memiliki prospek yang bagus karena permintaan bibit juga cukup besar. Budidaya ikan patin sebagai persediaan bibit ini memerlukan waktu yang relatif pendek sehingga perputaran modal bisa dipercepat. Budidaya ikan patin dalam kategori pembesaran biasanya dilakukan saat bibit ikan patin memiliki berat 8-12 gram/ekor, dan setelah 6 bulan dapat mencapai 600-700 gram/ekor. Sebagian petani ikan patin memanen setelah usia 3 sampai 4 bulan karena permintaan pasar ikan patin dengan bobot yang lebih rendah per ekornya. Budi Daya Ikan patin sebagai bibit dan ikan konsumsi memiliki peluang usaha yang sama-sama menguntungkan, tergantung pilihan kita mana yang lebih memungkinkan.

Persyaratan Budidaya Ikan Patin 

Budidaya ikan Patin memerlukan beberapa persyaratan dan kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangannya antara lain sebagai berikut :

1. Tanah untuk budidaya

Untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

2. Kemiringan tanah

Untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

3. Jala apung

Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.

4. Kualitas air

Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruhdan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kualitas air harus diperhatikan, untuk menghindari timbulnya jamur, maka perlu ditambahkan larutan penghambat pertumbuhan jamur (Emolin atau Blitzich dengan dosis 0,05 cc/liter).

5. Suhu air

Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26-28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.

6. PH air

PH air berkisar antara: 6,5-7.

Teknik Budidaya Ikan Patin


A. Pembibitan Ikan Patin

Pembibitan Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Memilih calon induk siap pijah.

Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein tinggi. Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10% bobot ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.


Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah

sebagai berikut :

a. Induk betina

  • Umur tiga tahun.
  • Ukuran 1,5-2 kg. 
  • Perut membesar ke arah anus. 
  • Perut terasa empuk dan halus bila di raba. 
  • Kloaka membengkak dan berwarna merah tua. 
  • Kulit pada bagian perut lembek dan tipis. 
  • Kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam. 
b. Induk jantan
  • Umur dua tahun.
  • Ukuran 1,5-2 kg.
  • Kulit perut lembek dan tipis. 
  • Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
  • Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.

2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.

Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas, berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset. Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni (aquades) yang dapat dibeli di apotik.


3. Kawin suntik (induce breeding).

Setelah kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil dengan jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin siap dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk patin betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin Jantan.


4. Penetasan telur.

Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.


5. Perawatan larva.

Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.


6. Pendederan.

Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pendederan adalah sebagai berikut: 
  • Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih). 
  • Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikit demi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan. 
  • Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit. 
  • Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppm selama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain seperti KMNO4 sebanyak
  • 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.
  • Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya. Pengemasan benih harus dapat menjamin keselamatan benih selama pengangkutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan benih ikan patin yaitu: 
  • Sediakan kantong plastik sesuai kebutuhan. Setiap kantong dibuat rangkap untuk menghindari kebocoran. Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana. Masing-masing kantong diisi air sumur yang telah diaerasi selama 24 jam. 
  • Benih ikan yang telah dipuasakan selama 18 jam ditangkap dengan serokan halus kemudian dimasukan kedalam kantong plastik tadi. 
  • Satu persatu kantong diisi dengan oksigen murni (perbandingan air:oksigen = 1:2). Setelah itu segera diikat dengan karet gelang rangkap.
  • Kantong-kantong plastik berisi benih dimasukkan kedalam kardus. 
  • Lama pengangkutan. Benih ikan patin dapat diangkut selama 10 jam dengan tingkat kelangsungan hidup mencapai 98,67%. Jika jarak yang hendak ditempuh memerlukan
  • waktu yang lama maka satu- satunya cara untuk menjamin agar ikan tersebut selamat adalah dengan mengurangi jumlah benih ikan di dalam setiap kantong plastik. 
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa benih patin masih aman diangkut selama 14 jam dengan kapadatan 300 ekor per liter.


7. Pemanenan.

Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.


B. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin konsumsi. Ikan Patin dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200 gram sampai 1 kg. Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada sebagian yang lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih dari itu. Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700 gram.

Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:

1. Pemupukan

Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.


2. Pemberian Pakan

Faktor yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.


3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara laingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Hama serupa juga terdapat pada usaha hampang (pen) dan karamba. Karamba yang ditanam di dasar perairan relatif aman dari serangan hama. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Hama lain berupa ikan liar pemangsa adalah udang, dan seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.

Untuk menghindari serangan hama pada pembesaran di jala apung (rakit) sebaiknya ditempatkan jauh dari pantai. Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Mata jaring dari kantong jaring bagian luar ini dibuat lebih besar. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat masuk, ikan patin juga tidak akan berlompatan keluar.

Penyakit Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit noninfeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.

4. Pemanenan Ikan Patin

Pemanenan adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram kurang lebih Rp 15.000. (sumber iftfishing)

Cara Mengatasi dan Mengobati Pilek Ayam (SNOT)


Penyakit Ternak - Penyakit SNOT atau pilek ada ternak ayam merupakan penyakit yang biasanya menyerang ayam ketika terjadi pergantian musim. Selain ganti musim, serangan pilek ayam biasanya juga menyerang ternak ayam yang dipelihara di kandang yang kondisinya lembab dan dingin.

Penyakit pilek ayam alias SNOT ini disebabkan oleh bakteri haemophilus galloinarum dan dapat menyerang semua umur ayam terutama menyerang anak ayam.


Pilek ayam dapat menyebar secara cepat melalui makanan, minuman dan udara. Untuk itu untuk mencegah penyebaran penyakit pilek ini, peternak ayam harus segera memindahkan ayam yang sedang sakit ke kandang khusus untuk dikarantina.

Ciri Ayam Terkena Pilek

Ternak ayam yang terserang pilek ayam atau SNOT akan menunjukkan gejala seperti di bawah ini :
  1. Ayam yang terserang SNOT akan menunjukkan pengeluaran cairan air mata
  2. Ayam terlihat mengantuk dengan sayapnya turun atau menggantung
  3. Keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas.
  4. Ayam akan bersin-bersin dan mengguncangkan kepalanya untuk mengeluarkan cairan hidung.
  5. Ayam akan mengorok dan sukar bernafas.
  6. Nafsu makan turun dan pertumbuhannya menjadi lambat
  7. Cara Mencegah Pilek Ayam
Untuk mencegah Pilek Ayam bisa dilakukan dengan melakukan sanitasi kandang yang baik. Usahakan agar kandang selalu terjaga kebersihannya.

Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah akan memicu serangan penyakit SNOT.

Selain itu penting dilakukan vaksinasi Coeryza untuk mencegah penyakit SNOT. Hindarkan pula memelihara ayam dengan umur yang berbeda dalam satu kandang

Cara Mengobati Pilek Ayam

Ayam terserang SNOT harus segera dipisahkan dari kandang (kelompok) ayam yang sehat. Untuk mengobati ayam yang terlanjur terkena SNOT bisa dilakukan dengan obat kimia diantaranya :

  1. Sulfatiasol.
  2. Sulfadimetoksin.
  3. Streptomisin.
  4. Sulfametasin.
  5. Sulfamerasin.
  6. Eritromisin.
  7. Vibravet (soluble powder) dengan takaran 4 gram dicampur 1 liter air minum, diberikan 4-5 hari.

Ramuan Herbal Untuk Pilek Ayam

Selain menggunakan obat kimia, ada beberapa peternak ayam yang menggunakan ramuan herbal untuk mengobati pilek ayam. Ramuan herbal yang dapat digunakan :

  1. Tepung beras padi 150 gram.
  2. Kencur 100 gram, ditumbuk halus.
  3. Jahe sebanyak 25 gram atau kurang lebih 1 jari tangan, diparut.
  4. Bahan tersebut digilas dengan pipisan (lumpang) hingga halus dan tercampur merata.
  5. Ramuan ini dibentuk pil sebesar biji jagung, lalu dijemur hingga kering.
  6. Pil disuapkan pagi dan sore hari

Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak

Berita Ternak - Dengan mengolah berbagai limbah pertanian kelompok penghasil pakan asal Dusun Tegaldowo, Kelurahan Bantul, Kecamatan Bantul ini berhasil membuat pakan organik. Mereka mengolahnya menjadi pakan ayam dan itik.

Bahan-bahannya menggunakan limbah pertanian, seperti janggel jagung, kulit kacang, kulit ubi, kulit kedele, serta onggok (ampas ketela). ’’Bahan lainnya ada tepung ikan dan dedak padi,” terang Ketua Pakan Unggas Mandiri Jumidi.Setelah dikeringkan beberapa bahan baku itu kemudian digiling satu persatu menggunakan mesin. Agar halus seperti tepung berbagai bahan baku yang masih kasar itu lantas dimasukkan dalam mesin disk mill. ’’Setelah itu dicampur, kemudian dioven biar kering. Proses selanjutnya dimasukkan dalam mesin pemecah,” urainya.

Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak


Ide cemerlang ini muncul akhir 2010 lalu. Kala itu sebagian penduduk di dusun tersebut merupakan peternak unggas mengeluhkan tingginya harga pakan di pasaran. Nah, setelah mendapatkan penyuluhan, kelompok yang beranggotakan 15 orang ini mencoba membuat pakan sendiri. ’’Kebanyakan limbah pertanian kan dibuang. Eman-eman ,” tandas petugas UPT Balai Benih Pertanian Barongan Budi Santoso.Dalam sehari kelompok ini bisa memroduksi konsentrat organik ini empat kwintal. Sedangkan pakan organik untuk ayam sebanyak satu kwintal. Produksi pakan organik ini memang belum masif. Maklum, sejauh ini mereka masih mencari berbagai saran dan kritik demi terciptanya pakan organik yang mampu bersaing dengan pakan buatan pabrik.

Meski demikian, dari berbagi uji coba terhadap unggas milik para anggota kelompok, kualitas pakan produk lokal ini tidak begitu mengecewakan. ’’Selisihnya sedikit antara menggunakan pakan dari pabrik dengan pakan organik ini,” imbuh warga Dusun Telogodowo ini.Dalam beberapa bulan terakhir, selain kepada anggota kelompok pakan tersebut telah didistribusikan kepada sejumlah penjual pakan di wilayah Bantul. Dibandingkan dengan pakan buatan pabrik, harga pakan organik ini relatif lebih murah.’’Di toko-toko harga Rp 6.000 per kilogram. Pupuk organik ini hanya sebesar Rp 4.000,” pungkasnya. (Radar Jogja)

Inilah Penyebab Penyakit Pada Burung Kenari

Penyebab Penyakit Pada Burung Kenari
Penyakit Ternak - Setiap makhluk hidup tak luput dari suatu penyakit, begitu juga dengan burung kenari. Beberapa teman kerap menanyakan kepada saya bagaimana cara mengatasi kenari yang sakit sekaligus cara menyembuhkan kenari yang sedang sakit. Untuk menjawab pertanyaan tersebut memang tidaklah mudah.


Dalam tulisan ini kami akan mengenalkan tentang penyebab penyakit pada burung kenari. Ternyata penyakit yang menjangkit kenari dapat disebabkan oleh banyak faktor yang secara khusus meliputi:

  • Virus. Penyakit pada kenari yang disebabkan oleh suatu virus mempunyai efek yang sangat signifikan dimana cepat menyebar dan dapat menjangkit burung atau makhluk hidup lainnya. Penyakit kenari yang disebabkan oleh virus antara lain influenza, orithosis dan new castle.
  • Bakteri. Burung kenari pun mampu dihinggapi oleh bakteri-bakteri jahat. Penyakit yang seringkali mengidap kenari yang disebabkan oleh bakteri misalnya saja diare dan TBC.
  • Jamur. Parasit ini biasanya menyerang saluran pernapasan dan bahkan saluran pencernaan. Jamur seringkali menyebabkan pembengkakan pada saluran pernapasan kenari. Jamur pun mampu menyerang bagian luar seperti kaki dan bagian kelopak mata.
  • Amoeba dan Protozoa. Biasanya berbentuk kista dan menyerang kenari saat masih di dalam telur. Efek yang ditimbulkan pun terbilang akut dimana kenari akan mengalami pendarahan di dalam tubuh.
  • Tungau. Termasuk dari spesies serangga dan tidak tahan panas. Beberapa jenis tungau yang menyerang kenari adalah tungau merah, tungau bulu dan tungau guil. Tungau ini mudah ditemui jika kondisi kandang/sangkar tidak bersih. 
  • Cacing. Sering juga disebut sebagai penyakit cacingan. Jenis-jenis cacing yang mampu menyerang kenari adalah: cacing pita, cacing gelang dan cacing rambut.
  • Kutu. Makhluk kecil ini dapat membuat bulu kenari menjadi rontok dan kenari merasa gatal. Pada dasarnya kutu akan menghisap darah kenari sehingga tergolong organisme parasit.
Untuk mengatasi beberapa penyakit di atas maka diperlukan perhatian dan perawatan yang baik. Perhatian dapat meliputi kecermatan dan intensitas terhadap kondisi burung agar selalu sehat. Perawatan yang baik dapat meliputi kebersihan kandang, pakan yang baik, vitamin dan gizi yang cukup serta penjemuran yang cukup.(sumber budidayanews)

Pakan Frementasi Lebih Cepat Dan Menguntungkan Bagi Peternak Sapi

Pakan Frementasi Lebih Cepat Dan Menguntungkan Bagi Peternak Sapi
Cerita Sukses Peternak - Ternak sapi saat ini prospeknya menjanjikan selain harga daging sapi yang kian meroket juga tekhnik pemeliharaan juga makin maju . Selain pembuatan kandang yang bagus juga pemberian pakannya juga mengalami peningkatan dari segi kualitas. Dulu sapi hanya diberi pakan hijauan saja seperti rumput , jerami dan dedaunan.

Namun saat ini bahan seperti onggok bekas reside Tepung aren , Janggel Jagung sampai kulit kopipun dapat dipergunakan untuk bahan pakan sapi. Selain itu masih ada lagi limbah makanan yang bisa dipergunakan untuk pakan sapi seperti ampas tahu , sedangkan rumput dan jerami tetap di sediakan namun jumlahnya tidak banyak.Sedangkan agar nafsu makan sapi lebih bagus untuk sapi baru disediakan tetes tebu.


“ Dulu orang beternak sapi seperti ini rumput yang saya sediakan cukup banyak dan harus menyediakan gudang rumput. Namun meski saat ini saya memelihara 25 Sapi  namun tidak perlu tenaga banyak cukup hanya 2 orang saja karena kebutuhan rumput tidak begitu bantak “, kata Ir. H. Heru Wijanarko warga desa Bandengan kecamatan kota yang sudah 4 tahunan membuka usaha peternakan sapi pada Warta Demak.
H. Heru mengatakan, sebelum mencoba beternak sapi usaha yang dijalani diantaranya pembuatan minyak nilam , kelapa sawit dan usaha rumahan lainnya. Melihat daging sapi yang mempunyai nilai jual tinggi iapun kemudian mencoba membuka usaha baru ternak sapi. Awalnya ia mencoba beternak sapi maksimal 10 ekor setiap periodenya , karena cukup prospektif kini iapun berani menambah hingga 25 ekor. Bibit-bibit sapi asalan ia peroleh dari desa-desa sekitar Jepara , selain itu ia juga menerima sapi dari para pengepul di luar kota.
“ Ya untuk usaha penggemukan sapi asalan kita beli berkisar Rp 7,5 juta – Rp 8,5 Juta tergantung kualitas. Setelah kita pelihara dan gemukkan selama 3 – 4 bulan nilai jual sapi akan naik setiap ekornya kita jual bervariasi antara Rp 10 -12,5 juta . Dengan harga itu kita sudah bisa mengantongi keuntungan yang lumayan”, ujar H. Heru.
Mengenai pakan fermentasii ramuannya , selain rumput dan jerami bahan-bahan yangbisa dipergunakan untuk pakan diantaranya jenggel Jagung , onggok , ampas tahu . Bahan-bahan itu dicampur jadi satu lalu ditambah dengan tepung ikan dan bahan fermentasi EM4 ditambah air lalu dimasukkan dalam tong plastic . Setelah itu tong ditutup rapat bagian atas lalu dibiarkan selama 24 jam setelah itu dibuka dan dicampurkan pakan langsung bisa diberikan pada sapi.
Untuk menghemat waktu dan biaya   pembuatan pakan bisa dalam jumlah banyak misalnya 5 – 10 tong pakan untuk persediaan.Setelah jadi pakan pakan itu bisa tahan hingga 4 bulan asal wadahnya ditutup dengan baik. Oleh karena itu dikandang sapinya tersedia puluhan tong-tong plastic yang penuh dengan pakan fermentasi.
“ Keunggulan pakan fermentasi ini adalah dari segi kualitasnya , jika kita beri pakan rumput atau hijaualn lain . Sapi kelihatannya gemuk karena pakan basah terlalu tinggi namun hasil dagingnya kecil. Sebalinya jika kita beri pakan ini meski sapi kelihatan tidak begitu gemuk namun jika ditimbang bobotnya akan lebih tinggi”, papar H. Heru.
Oleh karena itu bagi para peternak tradisional rumahan H. Heri menyarankan untuk beralih ke pakan fermentasi ini selain bahannnya mudah didapatkan juga ongkosnya tidak begitu tinggi dan bisa memanfaatkan limbah hasil pertanian. Seperti onggok misalnya kita hanya menyediakan transport ambil, kulit Kopi juga demikian bahkan jenggel Jagung yang sering dibakar bisa digiling untuk campuran pakan sapi.
Fihaknya dengan tangan terbuka menerima para peternak yang ingin belajar dan ngangsu kawruh tentang pemeliharaan sapi ini. Selain mempelajari tehnik pemeliharan , pembuatan kandang bisa juga melihat bagaimana cara membuat pakan fermentasi . Bahkan ke depan fihaknya akan membuka diri memelihara sapi dengan system plasma dengan warga masyarakat.
“ Saya yakin usaha ternak sapi ini masih prospektif oleh karena itu saya berencana menitipkan sapi pada warga masyarakat dengan system bagi hasil. Melihat kapasitas kandang saya yang tidak muat lagi , tukas H. Heru.(wartademak)

Inilah Cara Memilih Bibit Ayam Petelur Unggul

Anda ingin membuka usaha Ayam petelur? sebaiknya anda lebih dahulu mempunyai perencanaan yang matang dari peluang usaha favorit Ayam Petelur ini.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana cara memilih Bibit Ayam Petelur yang nantinya menjadi cikal bakal dari usaha yang akan anda rintis.

Ciri - ciri bibit ayam petelur yang bagus


  • Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
  • Pertumbuhan dan perkembangan normal.
  • Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
  • Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
  • Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
  • Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
  • Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
  • Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
  • Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:

Konversi Ransum

Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.

Produksi Telur

Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi makannya banyak juga tidak menguntungkan.
Prestasi bibit dilapangan atau dipeternakan.
Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis bibit ayam petelur dapat dilihat pada data di bawah ini.

  • Babcock B-300 v
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 270, ransum 1,82 kg/dosin telur.

  • Dekalb Xl-Link
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 255-280, ransum 1,8-2,0 kg/dosin telur.

  • Hisex white
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 288, ransum 1,89 gram/dosin telur.

  • H & W nick
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 272, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.

  • Hubbarb leghorn
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)260, ransum 1,8-1,86 kg/dosin telur.

  • Ross white
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house) 275, ransum 1,9 kg/dosin telur.

  • Shaver S 288
Berbulu putih, type ringan, produksi telur(hen house)280, ransum 1,7-1,9 kg/dosin telur.

  • Babcock B 380
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260-275, ransum 1,9 kg/dosin telur.

  • Hisex brown
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house)272, ransum 1,98 kg/dosin telur.

  • Hubbarb golden cornet
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 260, ransum 1,24-1,3 kg/dosin telur.

  • Ross Brown
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 270, ransum 2,0 kg/dosin telur.

  • Shaver star cross 579
Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 265, ransum 2,0-2,08 kg/dosin telur.

  • Warren sex sal link

Berbulu cokelat, type Dwiguna, produksi telur(hen house) 280, ransum 2,04 kg/dosin telur.(ternakunggas)

Perikanan Komoditi Ekspor Menjanjikan di Balikpapan

Perikanan Komoditi Ekspor MenjanjikanDi ajang Rapat Koordinasi Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi Daerah (Pepida), Kaltim diminta untuk komoditas ekspor andalannya. Dari sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui menjadi yang terbarukan.Tujuannya, agar Kaltim tetap memiliki hasil ekspor sekalipun cadangan kekayaan alam telah habis.

“Akan lebih baik lagi kalau bisa memberikan nilai tambah atas bahan mentah yang sudah dihasilkan dari bumi etam,” ujar Wali Kota Rizal Effendi dalam sambutannya, belum lama ini.
Untuk urusan ekspor hingga saat ini, Kaltim masih mengandalkan kekayaan alam. Seperti minyak bumi, hutan hingga batu bara yang kini masih merajai ekspor komoditas. Semuanya merupakan komoditas ekspor berbahan mentah yang mungkin saja bernilai murah dibanding jika diolah menjadi barang setengah jadi.

Dia mengatakan, hal serupa juga terjadi di Balikpapan, yakni masih mengandalkan SDA yang tidak terbarukan. Salah satunya minyak yang membuat kota ini menjadi primadona dan dipenuhi banyak investor. Setelah minyak, giliran hasil hutan berupa kayu dan rotan yang dikelola baru kemudian masuk eranya batubara. Ketiganya, nyaris tidak memberi kontribusi utamanya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Contohnya Samboja, hampir menjadi kota mati pasca sumur minyaknya tidak bisa diproduksi lagi. Kalau ini diteruskan, bisa habislah kita. Celaka betul karena tidak bisa menikmati hasil alam sendiri,” ujarnya seraya mengingatkan.

Dari pada terus menerus mengeruk kekayaan alam, Rizal berpendapat, masih ada sektor lain yang potensial. Jika dikembangkan, hasilnya tak kalah dengan industri lain. “Seperti sektor perikanan, sampai sekarang belum banyak dilirik padahal cukup bisa menjanjikan terhadap aktivitas perekonomian termasuk untuk ekspor,” selorohnya.(balikpapanpos)